Inisiasi Kultur Jaringan

By 7:07 PM

 

INISIASI

(ESHA FLORA X IAAS IPB)



 

Kultur jaringan tentunya tidak akan terlepas dari kata “steril” dan untuk meraih hal tersebut pada dasarnya dapat dilakukan inisiasi terlebih dahulu. Inisiasi merupakan teknik mendapatkan kultur steril melewati berbagai proses sterilisasi. Sementara itu, sterilisasi eksplan merupakan proses menghilangkan mikroba, bakteri, dan jamur dari tanaman. Sterilisasi merupakan tahapan yang paling sulit dalam kultur jaringan karena setiap tanaman mengandung mikroba terutama tanaman yang berasal dari daerah tropis. Prinsipnya dari kedua hal tersebut adalah harus mendapatkan tanaman yang steril dengan dosis yang tepat agar tanaman tetap hidup dan mikroba mati. Hal ini harus terjadi karena apabila bahan sterilan memiliki dosis yang terlalu tinggi, maka tanaman akan mati dan mikroba mati, sedangkan jika dosis bahan sterilan terlalu rendah maka tanaman hidup dan mikroba juga dapat hidup. Oleh karena itu, adapun cara untuk melakukan inisiasi dengan tepat, diantaranya:

 

Tahapan Inisiasi:

  1. Karantina Indukan

Karantina indukan bertujuan mengeliminasi mikroba endofit, menyuburkan daya tahan tanaman indukan, dan mempercepat pertumbuhan sel. Tindakan yang dapat dilakukan, diantaranya:

       Pemberian ZPT seperti auksin, sitokinin, maupun giberelin;

       Pemberian fungisida dan bakterisida;

       Pemberian pupuk anorganik seperti gundasil dan growmore;

Selain itu, pada karantina indukan tidak digunakan pupuk organik karena pupuk organik dapat memunculkan bakteri endofit sehingga eksplan menjadi tidak steril.

 

  1. Sterilisasi Eksplan Pra Laminar

Adapun cara untuk sterilisasi eksplan pra laminar, diantaranya:

       Potong-potong eksplan menjadi bagian kecil;

       Daun dibersihkan pada bagian permukaannya menggunakan alkohol lalu di lap menggunakan tisu;

       Aliri dengan air mengalir selama 15 - 30 menit;

       Kocok dengan larutan fungisida 0,2 gram dan bakterisida 0,2 gram dalam 100 ml selama 30 - 60 menit. Pada tanaman kehutanan digunakan dosis lebih tinggi yaitu 2 gram, penggunaan bakterisida dan fungisida dipisahkan, kemudian direndam selama 1 jam;

       Bilas hingga bersih kemudian direndam dalam larutan antibiotik seperti streptomisin 10 ml dalam 90 ml air steril;

       Di aerator selama 1 - 16 jam. Aerator yang digunakan Esha Flora merupakan aerator yang dimodifikasi menggunakan wadah terbuka yang ditutup dengan filter dari laminar.

 

  1. Sterilisasi Eksplan di Laminar

Adapun cara untuk sterilisasi eksplan di laminar, diantaranya:

       Tanaman dibilas air steril;

       Eksplan direndam dan dikocok dengan larutan Clorox atau bayclin 15% selama 7 menit, kemudian buang lapisan luar dari eksplan;

       Rendam kembali menggunakan Clorox dengan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 5% selama 7 menit;

       Bilas dengan air steril selama 5 menit. Jika tingkat kontaminasinya tinggi bisa menggunakan HgCl 10 mg/100 ml dengan lama penggunaan 3 menit untuk pucuk muda dan 7 - 10 menit untuk pucuk tua;

       Eksplan dibilas tiga kali dengan air steril masing-masing pembilasan 5 menit agar bahan sterilan juga dapat hilang;

       Eksplan dapat ditanam.

 

  1. Penanaman

Penanaman dapat dilakukan di laminar ataupun di dalam enkas. Adapun perbandingan antara penggunaan laminar dan enkas, diantaranya:

       Kelebihan Laminar:

Pada laminar terdapat hepa filter yang menyebabkan terdapat gaya dorong dari dalam. Udara yang ada di dalam sudah disaring dan steril. Pada laminar kerja dapat dilakukan lebih bebas bergerak. Di laminar terdapat bunsen yang di mana bunsen tidak hanya untuk mensterilisasi alat tetapi dapat dilakukan untuk sterilisasi biji misalnya pada biji anggrek, sehingga sterilisasi pada biji anggrek hanya dapat dilakukan di laminar, kemudian di laminar terdapat UV yang bisa membunuh mikroba.

       Kekurangan Laminar:

Laminar lebih terbuka dibanding enkas sehingga enkas memiliki kemungkinan kontaminasi yang lebih sedikit.

       Kelebihan Enkas:

Ruangannya lebih tertutup sehingga meminimalisir kontaminasi dibandingkan menggunakan laminar. Pada enkas bagian dalam sudah disemprotkan alkohol

       Kekurangan Enkas:

Ruang kerja lebih terbatas karena enka tertutup dan tidak dapat menggunakan bunsen tapi hanya dapat menggunakan alkohol, air steril, dan betadine.

 

You Might Also Like

0 comments