Membuat Pohon Raksasa (Poliploid)
Oleh
Ir. Edhi Sandra MSi
- Kepala Unit Kultur Jaringan Bagian Konservasi Tumbuhan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB Bogor.
- Kepala Laboratorium Bioteknologi Lingkungan PPLH LPPM IPB Bogor
Pendahuluan
Pada saat seperti sekarang ini, produksi kayu sangat kurang, hasil
perkebunan masih belum mencukupi demikian pula dengan hortikultura masih
memerlukan produktivitas yang tinggi. Untuk itu diperlukan suatu usaha
untuk dapat meningkatkan produktivitas, mutu atau kecepatan pertumbuhan
tanaman sehingga dapat memotong biaya porduksi. Salah satu alterntifnya
yang termasuk relative murah dan cepat adalah “Poliploid”
Poliploid adalah suatu tanaman yang memiliki jumlah kromosom lebih dari
2. Biasanya jumlah kromosom dari mahluk hidup adalah 2n, tapi dengan
suatu perlakuan tertentu maka kita dapat melipatgandakan kromosom
menjadi 4n, atau 8n, atau 16 n, 32n, 64 n dst. Secara logika ilmiah bila
suatu mahluk hidup yang biasanya dikendalikan oleh gen nya dalam bentuk
diploid (2n), kemudian berubah menjadi tetraploid (4n), makasifat dan
karakternya tidak berubah tapi hanya merupakan kelipatannya saja,
berarti dengan demikian sifat dan karakternya juga akan berlipat karena
yang mengendalikannya juga berlipat. Berlipatnya sifat dan karakter
tersebut berdampak pada membesarnya fisik, maupun produk metabolisme
yang dihasilkannya, hanya dalam hal ini semua bagiannya berlipat.
Sehingga, tidak bisa kita hanya ingin buahnya saja yang besar, tapi
fisiknya juga membesar.
Pemuliaan dengan
melipatgandakan kromosom ini termasuk mudah karena bukan kita yang
mengerjakan tapi dilakukan oleh suatu zat yang dinamakan ”Kolkisin”
. Zat ini sebenarnya masuk dalam kelompok zat penghambat akan tetapi
secara tidak langsung berdampak pada pelipatgandaan kromosom. Oleh
sebabitulah kita hanya mengendalikan proses penggandaan yang sudah
dilakukan oleh kolkisin tersebut. Walaupun demikian prosesnya tidak
mudah karena kita harus benar-benar menguasai dan membayangkan proses
yang terjadi, dan kita harus mempunyai indicator-indikator keberhasilan
dari setiap tahapnya, dan harus dapat dibedakan dengan kontrol. Satu
hal yang perlu diperhatian adalah bahwa zat ini bersifat sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan mutasi (mutagenik) atau dapat
menyebabkan kanker (karsinogenik).
Manfaat Tanaman Poliploid
Poliploid ini sangat bermanfaat di dalam meningkatkan produksi hasil
pertanian, perkebunan dan kehutanan. Dari segi pembuatannya relatif
lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan rekayasa genetik pada
umumnya. Untuk negara Indonesia yang berbasiskan pertanian maka
teknologi melipatgandakan kromosom masih sangat diperlukan. Selain dapat
memenuhi kebutuhan produksi yang diharapkan dan juga dapat memotong
waktu produksi menjadi lebih cepat sehingga akan memotong biaya
produksi.
Demikian pula dengan produksi bahan kimia organik dan
bahan obat alami dapat ditingkatkan dengan melipatgandakan kromosom.
Secara umum kita menamai varitas baru poliploid ini dengan ”Tanaman
raksasa”. Tentunya tidak semua tanaman cocok diperlakukan seperti ini.
Seperti terjadi kasus yang sudah kami lakukan, dengan melipatgandakan
kromosom ubi jepang, memang produksi meningkat akan tetapi ukuran dan
bentuk tanamannya juga menjadi besar dan vegetatifnya merambat
kemana-mana, hal ini tidak disukai oleh petani karena akan menghabiskan
lahan.
Dampak Negatif Tanaman Poliploid
Tanaman poliploid sebenarnya termasuk aman, karena tidak dihasilkannya
bahan kimia alami baru, tapi hanya bersifat penguatan sifat dan karakter
yang sudah ada. Dampak negatif yang ada hanyalah bagian dari tanaman
yang tidak kitainginkan juga akan menajdi raksasa, misalnya kita ingin
tanaman buah raksasa, maka dengan perlakuan ini tidak hanya buahnya saja
yang menjadi raksasa, tapi tanamannya juga akan menjadi raksasa. Dampak
negatif lainnya adalah bila pada kondisi normal tanaman tersebut
membutuhkan makanan dengan ukuran tertentu, maka setelah di poliploid
maka kebutuhan terhadap makanan juga akan meningkat, bila peningkatan
kebutuhan tersebut melebihi daya tampung dan penyediaan makanan siap
pakai oleh tanah atau media tanaman, maka tanaman juga tidak akan dapat
tumbuh baik karena kekurangan makanan, atau dengan bahasa lain bahwa
kebutuhan makanan tanaman raksasa adalah sangat tinggi, maka kita perlu
menyediakan dengan cukup banyak baik melalui pupuk organik dibantu
dengan pupuk hayati atau bahkan pupuk anorganik bila memang diperlukan.
Pohon Poliploid atau Pohon Raksasa
Kebutuhan kayu yang sangat besar dan masih sangat kurangnya produksi
kayu Indonesia, menuntut para pengusaha untuk dapat menghasilkan pohon
yang kualitasnya bagus dan cepat tumbuhnya, untuk inilah dilakukan
berbagai penelitian untuk memenuhi hal tersebut, salah satunya yang
sudah kami lakukan adalah poliploid pohon. Pohon yang sudah pernah kami
teliti adalah: pohon Jati (Tectona grandis), pohon Pule (Alstonia scholaris), pohon Jelutung, dan pohon Labu.
Pelipatgandaan
kromosom pada pohon akan menyebabkan pohon menjadi fast growing, tetapi
tidak menyebabkan sel menjadi gembos. Pada produk tanaman fast growing
hasil transgenik, yang sel cepat tumbuh dimasukkan dalam sel pohon,
berdampak pada berubahnya ukuran sel menjadilebih bongsor dan kosong,
hal ini berdampak pada tingkat kerapatan sel dan pada akhirnya berdampak
pada kualitas kekuatannya. Metode poliploid tidak menyebabkan hal ini
karena dalam poliploid tidak merubah bentuk sel tapi jumlah selnya akan
bertambah banyak dengan berlipatnya jumlah gen yang mengendalikannya.
Pembuatan Pohon Poliploid
Dalam pembuatan pohon poliploid maka kita harus memahami cara kerja
dari zat yang dapat menyebabkan poliploid ini, yaitu kolkisin. Dengan
mengetahui dan memahami cara kerja kolkisin maka kita dapat mencobakan
metode yang tepat untuk dapat terjadinya poliploid.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pohon poliploid/ pohon raksasa:
- Kolkisin adalah zat penghambat, akan tetapi berdampak pada melipatgandanya kromosom. Kalimat ini harus dan perlu diingat karena kalau tidak akan menyebabkan tanaman yang kita beri perlakuan akan mati.
- Bila pemberian kolkisin tidak tepat maka akan menyebabkan poliploid yang bersifat tidak stabil, dan pohon dapat kembali kesifat awal, normal kembali.
- Bahwa dalam pembuatan pohon raksasa masih harus dimurnikan terlebih dahulu agar pohon benar-benar stabil poliploidnya.
- Bahan tanaman yang akan diberi perlakuan kolkisin menentukan metode yang akan dilakukan, karena masing-masing bahan tanaman tersebut memiliki perbedaan kekuatan dan daya tahan di dalam pemberian kolkisin dan peluang keberhasilan yang berbeda pula.
Oleh sebab itulah
walaupun termasuk yang termurah dan tercepat dalam menghasilkan produk
”varitas tanaman baru” tapi ternyata waktu yang dibutuhkan adalah
sekitar 2 – 3 tahun. Dan biaya yang dibutuhkan sekitar 200.000.000
sampai 500.000.000. Akan tetapi bila kita sudah berhasil mendapatkannya
maka hanya kitalah yang memiliki pohon raksasa tersebut dan kita dapat
memotong biaya dan waktu produksi kayu.
Secara logika
ilmiah bahwa bila suatu pohon dapat menghasilkan diameter 30 cm setelah 6
tahun, maka dengan berlipatnya kromosom dari 2n menjadi 4n atau lebih
maka pertumbuhan akan lebih cepat 2x lipatnya, maka kita dapat
menghasilkan kayu dengan diameter 30 cm dalam waktu 3 tahun. Berarti
kita dapat memotong biaya perawatan atau bididaya pohon sampai
setengahnya. Apabila hal ini dapat dilakukan maka produksi kayu di
Indonesia akan dapat lebih cepat terpenuhi.
Esha Flora sebagai Pusat penelitian Poliploid Tanaman
Mengingat pentingnya memenuhi kebutuhan pasar terhadap produk-produk
pertanian, perkebunan dan kehutanan, maka peningkatan kualitas dan mutu
bibit unggul perlu terus ditingkatkan baik dalam hal jenis maupun ragam
penelitiannya. Kita kaya dengan keanekaragaman hayati yang sebagian
besar masih menunggu untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Melihat
hal ini sebenarnya banyak sekali ”PR” yang dapat kita kerjakan dengan
keankeragaman hayati tersebut. Oleh sebab itulah Esha Flora berusaha
meneliti poliploid sebanyak mungkin dan sedapat mungkin yang dapat
dilakuakn walaupun dengan dana seadanya atau terbatas, tapi program ini
harus terus berjalan. Jangan sampai kita kecolongan lagi, seperti yang
telah terjadi sekarang, banyak tanaman yang berlebel bangkok, seperti
duren bangkok, jambu bangkok, lengkeng bangkok, mangga bangkok .....dan
jangan sampai terjadi pohon hutan unggulan kita mendapat label tersebut,
seperti meranti bangkok, ulin bangkok, gaharu bangkok...wah betapa malu
dan ruginya kita...semoga kita dapat mengemban hal ini dan memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia.
0 comments