Vertikal Garden
Oleh: Edhi Sandra
- Pemilik Esha Flora Plant and tissue culture
- Kepala unit kultur jaringan Bagian Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi SumberdayaHutan dan Ekowisata, Fahutan IPB Bogor
- . Kepala Lab Bioteknologi Lingkungn PPLH IPB Bogor
Pendahuluan
Populasi manusia terus bertambah dan berkembang demikian pula dengan
paeradaban dan budaya manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu dan
teknologi maka berbagai macam produk dan teknologi dapat dihasilkan
untuk menjawab permasalahan yang muncul.
Perkotaan merupakan tempat komunitas manusia berkumpul dan
beraktivitas. Lingkungan perkotaan lebih beroriantasi untuk menunjang
kegiatan dan aktivitas manusia dalam mencapai tujuannya. Tapi ternyata
keseimbangan ekosistem dan lingkungan yang baik merupakan syarat wajib
agar manusia dapat beraktifitas dengan baik. Demikian pula dengan
kehadiran tumbuhan sebagai mahluk penangkap energi sinar matahari,
penghasil oksigen dan sebagai sumber pangan (produsen) dalam siklus
makanan di dalam ekosistem. Demikian pula dengan fungsi tanaman lainnya
sebagai penangkap polusi udara, peredam angin dan suara, penyejuk udara
dsb.
Keterbatasan lahan di perkotaan membuat manusia harus memanfaatkan
lahan sekecil apapun, bahkan dengan ilmu dan teknologinya maka berbagai
teknik budidaya dapat dikembangkan. Beberapa teknik budidaya yang sudah
mulai banyak dilakukan adalah teknik hidroponik, teknik aeroponik, teknik kultur jaringan dan teknik budidaya vertikal.
Pengembangan berbagai teknik budidaya tersebut menuntut pemahaman
tentang unsur hara (organik dan anorganik), ekofisiologi tumbuhan
(pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan tanaman), morfologi dan
anatomi tumbuhan dll.
Dalam makalah ini akan dibahas sedikit tentang vertikal garden untuk
dapat membuka pemahaman tentang prinsip dasar dalam membuat vertikal
garden. Diharapkan makalah ini dapat dijadikan acuan atau dasar dalam memodifikasi dan pengembangan vertikal garden.
Vertikal gadren
Terbatasnya lahan membuat orang perkotaan berusaha memamnfaatkan
setiap ruang yang ada untuk berbudidaya. Salah satu teknik budidaya yang
dikembangkan adalah Vertikal Garden. Budidaya Vertikal
garden adalah suatu teknik budidaya yang dibuat secara vertikal,
maksudnya bahwa budidaya ini memakai ruang vertikal untuk budidayanya.
Budidaya vertikal dapat menggunakan dan memanfaatkan apapun sehingga
tanaman dapat dibudidayakan secara vertikal, mulai dari teknik yang
sederhana sampai pada teknik yang modern dan biaya sangat mahal.
Penggunaan ruang vertikal untuk berbudidaya
merupakan hal yang sangat baik dalam meningkatkan kualitas lingkungan.
Manfaat Vertikal garden dapat sangat optimal bila segala halnya
dioptimalkan. Demikian pula dengan teknik yang digunakan bisa dipilih
berdasarkan keterbatasan yang ada, kalau memang dana terbatas maka dapat
digunakan teknik yang sederhana, yang penting vertikal garden dapat
dilakukan dengan baik.
Tujuan Vertikal Garden
- Memanfaatkan ruang vertikal untuk budidaya tanaman.
- Meningkatkan kualitas lingkungan
- Menghasilkan produk dan jasa tanaman yang diinginkan.
Manfaat Vertikal Garden
- Menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
- Menyerap debu dan polutan udara sehingga kualitas udara akan meningkat.
- Menurunkan suhu udara dan kelembaban serta kesejukan udara.
- Menghasilkan produk buah, bunga, daun, umbi.
- Peredam angin, suara dan debu.
- Meningkatkan keindahan dan kenyamanan lingkungan
- Dapat menentramkan dan menenangkan hati (mengurangi stres)
Prinsip Dasar
Dalam melakukan budidaya vertikal garden maka prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah :
- Terjaganya dan tersedianya suplai faktor-faktor yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Diantaranya adalah tersediannya bahan makanan (unsur hara dan organk), ketersediaan air, kondisi lingkungan yang memadai. (sinar matahari, angin, kelembaban, suhu).
- Kondisi kritis terjadi saat pembuatan dan penanaman awal vertikal garden, tanaman akan mengalami stres. Keberhasilan proses adaptasi tanaman pada posisi vertikal garden sangat dipengaruhi oleh bantuan untuk mengatasi kondisi ekstrim dan membantu beradaptasi pada lingkungan yang baru
- Pengendalian dan pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada posisi vertikal garden memerlukan pemahaman tentang habitus, morfologi dan anatomi dan morfologi serta fisiologi.
- Keterbatasan tempat tumbuh dan keterbatasan lainnya membuat tanaman vertikal garden akan mencapai kondisi maksimal dikaitkan dengan daya dukung vertikal garden sehingga perlu di pangkas (untuk menyediakan ruang untuk tumbuh berkembang) maupun diremajakan (mengembalikan viabilitas pertumbuhan) dan pengaturan komposisi makanan yang lengkap untuk menjaga agar pertumbuhan tetap berlangsung dengan baik.
Ragam Vertikal Garden
Dalam teknis terapan atau aplikasinya maka dapat dipergunakan berbagai cara dan bahan agar vertikal garden dapat dilaksanakan.
Kondisi yang paling sederhana.
Kita hanya merancang tempat tumbuh saja yang bersifat vertikal
selebihnya pertumbuhan diserahkan secara alami. Pada kondisi ini sama
saja seperti kita menyediakan pot-pot tanaman yang di susun secara
vertikal dan kita beri tanah dan kompos/ pupuk kandang dan disiram
secara rutin. Menyerahkan penyediaan makanan pada media tanam campuran
tanah dan kompos/pupuk kandang serta penyiraman yang rutin dan
pertumbuhan dibiarkan secara alami merupakan teknik yang paling murah,
apalagi bila kita kurang memahami tentang kebutuhan makanan untuk
tanaman serta faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Dalam pelaksanaannya maka pertumbuhan tanaman akan dipengaruhi oleh
kualitas media ramuan tanah yang digunakan, semakin lengkap media tanam
yang digunakan akan semakin bagus pertumbuhan tanaman yang terjadi.
Demikian pula dengan ketersediaan air merupakan syarat mutlak, dengan
kecilnya pot yang ada serta terjadinya proses penguapan air melalui
tanaman (transpirasi) maka lambat laun air di dalam pot akan habis dan
tanaman akan mengalami dehidrasi. Oleh sebab itulah
pemberian air secara berkala dan selalu tersedia dengan baik merupakan
syarat pertumbuhan tanaman vertikal garden yang baik.
1. Campuran media tanam.
Dalam membuat campuran media tanam maka ada dua fungsi yang harus diperhatikan yaitu : fungsi fisik
media tanam harus memadai dalam hal: aerasi (ketersediaan udara untuk
bernafasnya akar) untuk itu media tanam harus porous, berongga. Sifat
fisik lainnya kemampuan daya pegang air yang tinggi, walaupun berongga
(porous), tapi media harus dapat memegang air yang tinggi, hal ini
sangat diperlukan untuk menjaga kelembaban di dalam media serta
menyediakan air untuk proses transpirasi, fotosintesis dan metabolisme
tanaman, sifat fisik yang berikutnya yang juga sangat penting dalam
vertikal garden adalah kemampuan media untuk dapat tetap menjaga agar
tanaman dapat berdiri tegak dengan baik oleh sebab itu media harus
kokoh, kuat dan tidak mudah goyah. Sehingga tanaman tidak mudah tercabut
karena angin dll.
Disamping itu media tanam harus dapat memenuhi fungsi kimia,
yaitu mampu menyediakan semua kebutuhan bahan makanan yang dibutuhkan.
Untuk itu maka perlu dibuat ramuan yang lengkap agar semua kebutuhan
makanan dapat terpenuhi dengan baik. Campuran yang dapat dilakukan
contohnya adalah campuran tanah, kompos, pupuk kandang, sekam bakar,
cocopit, pasir, sekam dll. Selain campuran media tanam tersebut dapat
diberi makanan tambahan seperti pupuk lengkap yang ada dipasaran.
2. Tempat media tanam
Tempat media tanam dapat berupa pot dengan berbagai macam ragam.
Tempat media tanam tersebut dapat diisi dengan campuran media tanam atau
dapat pula di beri media untuk mengikat akar dan berdirinya tanaman,
serta kebutuhan tanaman disuplai dengan sistem irigasi (hidroponik).
Bila menggunakan sistem hidroponik, maka ketersediaan cairan
hidroponik yang berisi bahan makanan merupakan penentu pertumbuhan
tanaman, seringkali komposisi makanan yang dibutuhkan tanaman masih kurang lengkap, sehingga pertumbuhan tanaman tidak optimal pertumbuhannya. Seringkali kebutuhan air tidak pas antara kebutuhan untuk proses transpirasi,
kebutuhan akan bahan makanan serta kebutuhan dan pengkondisian iklim
mikro (kelembaban dan metabolisme), sebaiknya di pisah untuk kebutuhan
transpirasi dan pemenuhan kebutuhan makanan dengan kebutuhan untuk
metabolisme dan menjaga kelembaban iklim mikro.
Kondisi Yang Paling Kompleks
Kondisi ini diperlukan pada saat kondisi lingkungan sudah tidak memadai untuk pertumbuhan tanaman, misalnya budidaya vertikal garden di dalam gedung,
maka diperlukan pengaturan semua faktor pertumbuhan dengan baik dan
tepat. Semuanya terkontrol dengan baik disesuaikan dengan kebutuhannya.
Kondisi ini juga diinginkan bila si pemilik ingin membuat suatu
teknik budidaya vertikal garden yang serba otomatis dan terkontrol
sehingga tidak perlu repot-repot lagi dari segi perawatan. Dalam hal ini
betul betul diperlukan pemahaman untuk mensetting secara otomatis semua
faktor pertumbuhan tanaman.
Secara finansial maka pengkondisian seperti ini akan membutuhkan dana
yang sangat tinggi, akan tetapi dana yang tinggi tersebut akan
terbayarkan oleh ”kebanggaan menghadirkan sesuatu yang ramah lingkungan dan menakjubkan”.
Hal ini akan menaikkan harga diri dan kebanggaan dihadapan para mitra,
karena hal ini memberikan anggapan bahwa pemilik tidak pandang biaya
untuk sesuatu yang bersifat ramah lingkungan (Go Green). Jadi vertikal
garden bagi suatu perusahaan lebih berfungsi sebagai ”prestice/ kebanggaan” dibandingkan tujuan ”untung –rugi”.
Permasalahan
1. Banyaknya tanaman vertikal garden yang mati pada tahap awal penanaman.
Banyak para penanam vertikal garden menggunakan media sintetik sebagai media tanam. Jadi sebenarnya media sintetik ini berperan sebagai fungsi fisik tempat berdirinya tanaman, sedang kebutuhan makanan tanaman disuplai dengan sistem irigasi.
Tapi kenyataannya kondisi fisik dan suplai makanan ini tidak cukup
untuk menunjang perubahan kondisi perubahan dari kondisi pot
biasa/polibag (bibit tanaman) dipindahkan ke media vertikal garden.
Pada proses pemindahan tersebut maka biasanya media tanah di dalam
pot atau polibag di lepaskan dari akar tanaman. Banyak orang yang
kurang memahami tanaman, dengan kasar membuka polibag atau pot dan
dengan kasar melepaskan akar dari tanahnya. Padahal dengan cara tersebut
maka akar akan banyak mengalami kerusakan dan putusnya bulu akar yang
merupakan ujung tombak dari masuknya air dari media tanam ke dalam
akar. Dengan rusaknya bulu akar maka akar akan mengalami hambatan dalam
proses masuknya air ke dalam tanaman. Dan dengan banyaknya akar yang
putus maka akan merusak dan putusnya ujung akar padahal disitulah tempat
dihasilkannya hormon stitokinin dan pada saat akar putus maka jumlah
hormon di dalam tanaman akan berkurang dan ini membuat tanaman akan
menjadi stres.
Media tanam sintetik vertikal garden yang kurang
memperhatikan kebutuhan akar ditambah dengan kondisi akar yang rusak
bulu akarnya dan banyak yang putus membuat tanaman menjadi stres dan
tidak dapat bermetabolisme dengan baik.
Kondisi tsres tersebut harus cepat dipulihkan, karena tanaman dalam
kondisi tidak stabil, dan cadangan makanan yang terdapat dalam tanaman
tersebut juga sangat terbatas, sehingga bila tanaman tidak dapat pulih
dari stresnya sebelum cadangan makanannya habis maka tanaman tersebut
akan lebih stres akibat kehabisan cadangan makanan dan akhirnya mati.
Untuk menanggulangi stres tersebut maka perlu dibantu dengan menyediakan campuran makanan yang lengkap yang dapat mempercepat pulihnya tanaman dari kondisi stres. Ramuan makanan tersebut adalah campuran dari berbagai bahan makanan yang diperlukan tanaman,yaitu:
- Sumber energi, gula 30 g/l
- Unsur hara lengkap (makro dan mikro)
- Vitamin B1, B2, B6 B12, dan vitamin E
- Asam amino (casein hidrolisat, glisin) atau pepton
- komposisi hormon yang seimbang:
NAA: 1mg/l, IBA: 1 mg/l, BAP: 2 mg/l, GA3: 1 mg/l
Bila dalam pelaksanaannya vertikal garden menggunakan sistem yang
kompleks, dengan menggunakan sistem irigasi dan serba otomatis maka akan
lebih baik bila dalam menyediakan bahan makanan yang diperlukan
menggunakan bahan makanan yang bersifat ”Pro analis” dibandingkan dengan yang ”teknis”.
Bahan makanan yang pro analis adalah bahan makanan yang digunakan
dalam proses kultur jaringan dan memiliki tingkat kemurnian tinggi,
sedang media teknis memiliki pengotor atau media pembawa yang cukup
tinggi. Dengan menggunakan bahan Pro analis maka kebersihan alat sistem
irigasi akan lebih terjaga dengan baik.
2. Tanaman vertikal garden dapat tumbuh tapi kurus dan
”njelulur” memanjang dan tidak rimbun sehingga memberikan kesan gersang
dan tidak enak dipandang.
Hal ini disebabkan sistem yang ada tidak mampu membuat pertumbuhan yang subur. Hal ini disebabkan kondisi iklim mikro yang ada kurang optimal bagi pertumbuhan tanaman,
sehingga tanaman tumbuh kurus dan tidak rimbun. Dan juga penanam tidak
mampu mengendalikan pertumbuhan tanaman sehingga tanaman tumbuh sesuai
dengan kondisi yang ada.
Kemampuan menyediakan semua kebutuhan tanaman sangat perlu agar pertumbuhan tanaman dapat subur.
Seringkali terjadi ketidak seimbangan dalam proses transpirasi dengan
ketersediaan air dalam media, kebutuhan tanaman terhadap air untuk
proses fotosintesis dan jumlah sinar matahari yang di dapat tanaman
(sampai pada permukaan daun yang berhijau daun) tidak terhalangi oleh
tanaman lainnya. Lamanya sinar matahari yang di dapat dalam satu hari
juga menentukan hasil fotosintesis yang dihasilkan.
Kemampuan mengendalikan pertumbuhan tanaman agar dapat tumbuh
baik pada kondisi vertikal garden juga sangat diperlukan, karena kalau
tidak maka secara alami maka tanaman akan mengikuti kondisi alamiah misalnya
: (fototropisme dan geotropisme), etiolasi (tanaman tumbuh memanjang
dan tidak proporsional), merontokkan daun (tanaman kurus) karena kondisi
lingkungan yang tidak optimal untuk pertumbuhan tanaman. Sirkulasi
hormon endogen dalam tanaman membuat sebagian tajuk bagian bawah akan
mati dan merana, sistem perakaran yang tidak baik.
3. Masa pertumbuhan subur tanaman vertikultur relatif pendek.
Terbatasnya tempat tumbuh, panasnya dan ekstrimnya kondisi lingkungan
akan membuat tanaman akan cepat tua, dan pertumbuhan akan semakin
menurun. Keterbatasan ketersediaan air secara kontinu membuat
pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan sel-sel akan mengalami dehidrasi
dan akhirnya tanaman akan merana dan mati.
Cepat tuanya tanaman vertikultur dan berdampak pada kurusnya dan
jeleknya pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menyebabkan
kematian tanaman, akan membuat pengelola harus melakukan penanaman
ulang. Penanaman ulang ini akan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Oleh sebab itu panjangnya umur pertumbuhan subur dari tanaman vertikultur merupakan penghematan bagi pembiayaan vertikultur.
4. Penanam/ pembuat vertikultur tidak memperhatikan habitus dari tanaman yang ditanam secara vertikultur tersebut.
Karakter dasar tanaman, berupa bentuk dasar / alami suatu tanaman,
misalnya masuk kelompok habitus: herba, atau semak, atau perdu atau
liana, atau pohon dll. Dalam bentuk bibit tanaman akan terlihat cantik
tapi sebenarnya pada saat dia besar maka sebenarnya tanaman tersebut
berupa pohon yang sangat besar, hal ini akan menjadi masalah. Oleh sebab
itulah maka kita perlu memperhatikan karakter ini. Dalam menentukan tanaman
vertikal garden sebaiknya tanaman yang pertumbuhannya tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu besar perubahannya sehingga tidak membutuhkan
perawatan yang intensif, misalnya bromelia, kriptantus, sansivera,
kaktus dll.
Apabila kita mau menanam tanaman yang berhabitus pohon pada vertikal
garden maka kita perlu memperhatikan dan membayangkan perubahan yang
akan terjadi sampai pohon tersebut besar. Bila kita menanam jenis pohon
pada vertikal garden yang awalnya berupa bibit pohon maka bisa kita
bayangkan bahwa bibit pohon tersebut akan membelokkan tunasnya kearah
atas / matahari (fototropisme), kecuali kita menempatkan pohon yang
sudah besar dalam posisi horisontal pada vertikal garden, maka batang
yang sudah tua tidak akanmembelok ke atas, tapi pertumbuhan
tunas-tunasyang baru akan membelok ke atas, kalau tunas-tunas yang baru
tersebut tumbuh secara serempak dalam bentuk yang kompak maka pohon yang
posisi horisontal tersebut akan berbentuk yang sangat unik, karena
nantinya tajuknya akan menghadap ke atas sementara pohonya pada posisi
horisontal.
5. Kondisi ekstrim yang tidak dipahami/ tidak disadari oleh penanam
Seringkali kondisi ekstrim tidak disadari oleh
penanam. Pada teknik budidya vertikal garden maka, tanaman di supali
makanannya melali sistem irigasi di medianya dan tanaman berada pada
posisi (misalnya tembok yang tinggi yang kondisi disekitarnya sinar cukup terik, suhu udara panas, kelembaban rendah dan angin juga keras,
kombinasi hal ini membuat tanaman tidak mampu mengimbanginya. Jumlah
air yang keluar dari stomata tanaman terlalu tinggi dibandingkan suplai
air dari media tanam atau untuk kebutuhan foto sintesi sudah memadai
tapi untuk kesehatan dan kebugaran sel dan iklim mikro sangat kurang
karena kelembaban di sekitar tanaman sangat kering akibat angin keras,
suhu panas dan kelembaban yang sangat rendah. Oleh sebab itulah perlu
diantisipasi agar kondisi ekstrim tersebut tidak membuat tanaman
menjadi mati, dan dapat tumbuh dengan baik. Misalnya dengan memberikan sistem pengkabutan dengan arah kabut yang disemprotkan disemua permukaan vertkal garden dengan menggunakan smoker.
6. Ramuan makanan yang jauh dari bergizi
Banyak orang belum menyadari bahwa setiap mahluk hidup memerlukan
berbagai bahan untuk keperluan hidupnya. Demikian pula pada tanaman
tidaklah cukup hanya diberi dengan NPK saja. Atau hanya diberi pupuk
lengkap saja. Walaupun pada label pupuk tersebut dikatakan lengkap, tapi
sebenarnya masih ada kebutuhan tanaman lain selalin pupuk tersebut,
yaitu sumber energi, vitamin, bahan organik, asam amino, enzim dan hormon.
Kelengkapan makanan yang kurang memadai membuat ekspresi gen kurang
optimal sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal walupun juga
tidak mati.Padahal akan lebih baik bila semua tersebut dipenuhi dengan
baik sehingga tanaman dapat tumbuh dengan optimal dan subur.
7. Ketidak mampuan mengendalikan pertumbuhan tanaman
Ketidak mampuan mengendalikan pertumbuhan tanaman
merupakan suatu permasalahan yang cukup serius, karena tanaman akan
tumbuh sesuai apa adanya dan sesuai dengan kondisi lingkungan yang ada.
Mengendalikan pertumbuhan tanaman bisa dilakukan secara manual tradisional dengan cara prunning
atau pemangkasan dan pengaturan bentuk dan pertumbuhan tajuk secara
manual. Tapi ada pula cara lain dalam mengendalikan pertumbuhan tanaman
yaitu dengan menggunakan hormon dan zat penghambat.
Pengendalian pertumbuhan tanaman dengan menggunakan hormon dilakukan
sesuai dengan tahapan pertumbuhan yang terjadi. Misalnya pada tahap
awal menanam tanaman di vertikal garden maka agar tanaman cepat beradaptasi dan tumbuh di media vertikal garden maka pada media dapat kita berikan hormon auksin dengan kombinasi NAA 2 mg /l dan IBA 2 m/l, dan pada saat pertumbuhan tanaman agar rimbun maka dapat kita berikan hormon sitokinin dengan dosisi yang cukup tinggi
agar percabanganya banyak dan tanaman menjadi lebih rimbun, maka dapat
kita tambahkan hormon sitokinin BAP 2 mg/l, TDZ 0,1 mg/l. Dan untuk membuat tanaman menjadi kompak kekar subur dan tidak ”njelulur” maka dapat kita tambahkan zat penghambat Paclobutrazol di dalam media cair dengan konsentrasi 0,5 mg/l.
8. Umur yang pendek pada tanaman vertikal garden
Umur yang pendek pada tanaman vertikal garden akibat kondisi ekstrim
dan tidak nyaman bagi pertumbuhan tanaman, membuat sel menjadi cepat
tua, sehingga lambat laun fungsi organ sel akan semakin berkurang dan
pad akhirnya akan menyebabkan kematian. Atau kondisi ekstrim
yang ada yang membuat keseimbangan asupan energi dan operasional menjadi
tidak seimbang akan membuat tanaman akan merontokkan daun dan lambat
laun tanaman akan menjadi gersang, kurus dan pada akhirnya mati. Oleh sebab itulah maka perlu diantisipasi. Untuk itu perlu dilakukan beberap hal sebagai berikut:
- Antisipasi kondisi lingkungan yang ekstrim tersebut dengan: mengurangi sinar yang masuk, mengurangi kecepatan angin, meningkatkan kelembaban secara rutin.
- Membantu mengarahkan dan mempercepat pertumbuhan tanaman sesuai dengan kebutuhan.
- Menjaga agr dominasi pertumbuhan tetap pada kondisi viablitias tinggi/ jouvenil dengan membuat ramuan dominasi Sitokini BAP 2 mg/l, TDZ 0,5 mg/l, GA3 0,5 mg/l, vitamin lengkap BI, B2 B6 B12, dan vit E. serta Asam amino
Penutup
Vertikal garden merupakan salah satu teknik budidaya secara vertikal
yang masih memerlukan kreativitas dan inovasi agar lebih efisien dan
ektif dalam mengartur pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Teruslah
berkreasi, vertikal garden dapat dibuat dengan tema dan menggunakan
tanaman tertentu seperti khusus anggrek, khusus pohon, khusus lumut,
khusus bromelia atau mungkin dengan bambu (wah sesuatu yang menarik
untuk di perhatikan atau ide-ide lainnya yang orisinil. Semoga tulisan
ini memberikan motivaiuntuk dapat berbudidaya dengan lebih baik lagi.
Terimakasih
Bogor, 28 April 2013.
0 comments