TRANSFER TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN ESHA FLORA
Kultur Jaringan
Untuk Perusahaan maupun Perorangan Oleh Ir. Edhi Sandra MSi & Ir. Hapsiati
Latar Belakang
Prospek pengembangan Kultur Jaringan di Indonesia sangat baik.
Indonesia membutuhkan bibit-bibit yang berkualitas dan unggul di
berbagai macam sektor, seperti pertanian, perkebunan dan kehutanan,
belum lagi untuk kepentingan tanaman hias dan koleksi tanaman eksotik
dan langka.
Setelah sekian lama memberikan pelatihan
kultur jaringan (dengan jumlah peserta pelatihan yang lebih dari seribu
orang yang di adakan di Esha Flora maupun di IPB) hanya sekitar 30 %
yang tetap eksis dalam mengembangkan kultur jaringan. Kelompok yang
eksis ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu: 1). peserta yang memang
sudah bekerja di bidang kultur jaringan di perusahaan negeri, perguruan
tinggi maupun swasta sekitar 20 %, dan 2). Peserta perorangan atau
utusan perusahaan swasta yang baru mau mengembangkan bisnis kultur
jaringan sekitar 10%.
Sedangkan yang 70% tidak dapat
eksis dalam bidang kultur jaringan karena beberapa faktor yang dapat
dikelompokkan menjadi:
- Permasalahan Non Teknis:
1.1. Ketidakadaan waktu atau dana, atau tempat
1.2. Ketidakadaan tenaga ahli dan trampil dalam kultur jaringan
1.3. Permasalahan manajemen pegawai
1.4. Permasalahan pasar
- Permasalahan Teknis:
2.1. Permasalahan teknis kultur jaringan
2.2. Permasalahan kontaminasi dan antisipasinya.
2.3. Permasalahan ramuan dan komposisi media untuk tujuan tertentu
2.4. Permasalahan manajemen pengelolaan teknis lab kuljar.
2.5. Permasalahan kemampuan perencanaan produksi dan pencapaian target.
Setelah
kami analisa ternyata permasalahan mulai muncul pada saat para peserta
tersebut mulai secara real melaksanakan kegiatan kultur jaringan. Banyak
kegiatan teknis sederhana tapi ternyata sangat menentukan kelancaran
dan kesuksesan dalam pelaksanaan kultur jaringan tersebut. Dan
permasalahan tersebut terjadi selama awal pelaksanaan pengelolaan lab
kultur jaringan.
Permasalahan akan bertambah besar dan membuat
stress berat para pengelola lab kuljar, setelah dihadapkan pada program
produksi yang tinggi dan pencapaian target produksi yang sangat sempit
waktunya, bila dalam hal ini mereka belum ada pengalaman maka ditambah
dengan adanya kendala teknis maka pengelolaan lab kuljar akan menjadi
kacau. Dan gagal dalam mencapai tukjuan yang diinginkan.
Oleh
sebab itulah maka Esha Flora berusaha membantu semua pihak yang
berusaha membuka usaha kultur jaringan dengan membantu mengatasi semua
permasalahan tersebut dan mendampingi selama proses awal pelaksanaan
pengelolaan laboratorium kultur jaringan tersebut. Program tersebut
dapat berlangsung selama 6 bulan sampai satu tahun dan bisa lebih bila
di perlukan.
Transfer Teknologi Kultur Jaringan Esha Flora
Adapun Paket Program Transfer Teknologi Kultur Jaringan ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
- Konsultasi perencanaan bisnis & pembuatan laboratorium kultur jaringan.
- Pengadaan paket alat dan bahan kultur jaringan dengan skala tertentu seperti paket alat bahan dengan kapasitas 1000 kultur, 10.000 kultur, 100.000 kultur dan 1 juta kultur.
- Jasa inisiasi kultur jaringan tanaman yang diinginkan.
- Paket pelatihan kultur jaringan
- Paket magang kultur jaringan
- Pendampingan start awal pengelolaan laboratorium kultur jaringan
- Supervisi dan evaluasi setiap tahapan kultur jaringan.
- Jasa perencanaan strategi bisnis kultur jaringan
- Jasa perencanaan dan target produksi kultur jaringan
Komponen
program dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangnya.
Intinya adalah kami berusaha mengatasi semua permasalahan di dalam
merintis usaha kultur jaringan.
Setiap komponen program merupakan
jawaban dari permasalahan yang seringkali ditemui para perintis usaha
kultur jaringan secara garis besarnya permasalahan di bagi menjadi 2
kelompok. Yaitu :
1. Permasalahan teknis dan manajemen laboratorium kultur jaringan.
2. Permasalahan pasar dan strategi usaha kultur jaringan.
Situasi dan kondisi laboratorium kultur jaringan berbeda-beda, hal ini
disebabkan keterbatasan dari para pelaku usaha kultur jaringan juga
berbeda-beda, demikian pula dengan tenaga pelaksananya juga mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang berbeda-beda.
Seringkali
para pelaku kultur jaringan dalam merintis usaha kultur jaringan dengan
cara mencontoh atau mengikuti dari laboratorium kultur jaringan yang
ada. Akan tetapi mereka tidak mampu memodifikasi dan menyesuaikannya
dengan kondisi dan siatuasi yang cocok di lingkungannya. Bahkan
seringkali mereka salah di dalam menarik kesimpulan dan mengambil
prinsip yang harus dipegangnya dalam pelaksanaan usaha kultur jaringan
tersebut.
Permasalahan Teknis dan Manajemen Laboratorium Kultur Jaringan.
Bagi perusahaan atau perorangan yang baru merintis usaha kultur
jaringan, maka sebenarnya dia harus menyusun satu-persatu pelaksanaan
teknis dari setiap tahapan dan proses kulur jaringan. Bila dalam hal
ini si pelaksana belum mempunyai pengalaman, maka dia akan
terantuk-antuk dalam setiap pelaksanaan teknis tersebut.
Permasalahan Teknis
Bagi
orang umum, maka kultur jaringan terlihat sangat detail dan rumit. Tapi
bagi sarjana kultur jaringan yang sudah mempelajari kultur jaringan
maka terlihat mudah. Akan tetapi sebenarnya tidak demikian karena pada
saat sarjana kultur jaringan tersebut terjun di laboratorium kultur
jaringan, maka variasi yang ada sangat besar berkaitan dengan faktor
keterbatasan, sitruasi dan kondisi serta variasi tanaman yang akan
dikembangkan sangat beranekaragam. Ditambah lagi dengan keterbatasan
waktu, biaya, tenaga, kapasitas alat, terbatasnya bahan dikaitkan
dengan target dan skala produksi. Kesemua faktor tersebut bercampur
aduk menjadi sebuah permasalahan besar yang cukup sulit untuk diurai dan
dipecahkan. Kalau sarjana kultur jaringan tersebut tidak mempunyai
pengalaman maka akan membuat permasalahan tersebut akan terakumulasi dan
semakin besar.
Permasalahan manajemen
Suksesnya usaha kultur jaringan tidak hanya ditentukan dengan mahalnya
investasi yang sudah dikeluarkan. Bukan tergantung pada mahalnya
peralatan dan gedung laboratorium kultur jaringan. Tapi lebih
ditentukan pada terlaksananya prinsip-prinsip dasar di dalam kultur
jaringan.
Laboratorium kultur jaringan yang baik tidak
hanya ditentukan oleh tertutup rapatnya (terisolasi) laboratorium
kultur jaringan tersebut, juga bukan pada dinginnya AC atau terangnya
lampu. Tapi juga sangat ditentukan pada pengelolaan laboratorium kultur
jaringan tersebut.
Permasalahan Pasar dan Strategi Usaha Kultur Jaringan
Bagi
para pemula yang baru mau merintis usaha kultur jaringan maka akan
bermasalah dalam hal pasar. Kecuali bila mereka membuka usaha kultur
jaringan sebagai upaya pengembangan usaha yang sudah ada. Misalnya dalam
rangka mengantisipasi kekurangan pengadaan bibit unggul.
Bagi pengusaha kultur jaringan yang tidak mempunyai akses pasar yang
sudah pasti, maka ia harus pandai membuat strategi agar biaya
operasional laboratorium harus dapat tertutup oleh pemasukan yang ada.
Untuk itu maka pengelola kultur jaringan harus mampu melakukan
diversifikasi produk dan jasa yang dihasilkannya untuk memperkuat
eksistensinya.
Strategi tersebut tidak hanya
diversifikasi produk dan jasa saja tapi juga merupakan kesatuan usaha
yang saling sinergis dan sistematis mampu mengembangkan laboratorium
secara bertahap, walau pada tahap awalnya dimulai dari investasi yang
sangat terbatas.
Transfer Teknologi Esha Flora yang pernah dilakukan
Esha Flora sampai saat ini sudah melakukan beberapa kali transfer teknologi kultur jaringan, diantaranya:
- Pengembangan laboratorium kultur jaringan peserta pelatihan Esha Flora
- Pengembangan laboratorium kultur jaringan anggrek di Bali
- Pengembangan laboratorium kultur jaringan tanaman hias di Depok
- Pengembangan laboratorium kultur jaringan di Perusahan pertambangan di NTT
- Pengembangan laboratorium kultur jaringan rami di Garut.
Penutup
Bahwa dalam merealisasikan dan melaksanakan / mengelola laboratorium
kultur jaringan, ibarat seorang nahkoda kapal laut yang sedang
mengarungi lautan yang luas dengan ombak yang besar diseling dengan
badai dan hujan deras. Bila nakhkoda tersebut tidak terampil
mengendalikan kapalnya maka kemungkinan besar akan tenggelam atau bila
tidak kemungkinan iya akan tersesat di lautan luas
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk evaluasi besama, dan menjadi
motivasi agar kita lebih professional dalam mengembangkan kultur
jaringan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih
Bogor, 20 Desember 2010
Esha Flora
0 comments