Hormon dan Pertumbuhan
HORMON DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Oleh
Pendahuluan
Hormon sering juga disebut zat pengatur tumbuh. Saya tidak ingin memperdebatkan istilah. Tapi saya berusaha menguraikan penerapan hormone pada tanaman dan kesalahan yang ada di masyarakat yang perlu diluruskan pada proporsi yang benar. Sehingga pemanfaatan hormon dalam budidaya tanaman akan memberikan dampak yang lebih optimal.
Hormon
Adalah suatu zat yang dalam jumlah sangat kecil tapi mampu mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan hormon tersebut tidak ikut di dalam proses
metabolisme. Berbeda dengan unsur hara atau zat makanan bagi tumbuhan
adalah suatu zat yang mempengaruhi pertumbuhan dan ikut / menjadi bagian
/komponen produk yang dihasilkan. Oleh sebab itulah hormon dapat
berpengaruh walaupun dalam jumlah yang sedikit
Secara
alamiah setiap tumbuhan mempunyai kandungan hormon dalam komposisi dan
konsentrasi yang berbeda-beda sesuai dengan karakter gen dari
masing-masing jenis. Setiap tumbuhan spesifika kandungan hormonnya.
Secara garis besar hormon dikelompokkan menjadi 3 kelompok hormon yaitu:
- Sitokinin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan tunas. Sumber dihasilkan hormon sitokinin adalah diujung akar.
- Auksin, adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi utama mensupport pertumbuhan akar. Sumber dihasilkannya auksin adalah diujung tunas.
- Giberelin adalah kelompok hormon yang mempunyai fungsi pembungaan dan pembuahan. Sumber dihasilkannya adalah di daun dan buah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai hormon:
- Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.
- Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.
- Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.
- Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
- Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.
- Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat sinergis atau saling menguatkan.
- Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.
Hal-hal
tersebut harus selalu diingat karena sangat penting di dalam
penerapannya. Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa kasus yang
cukup penting di bicarakan:
- Bahwa di dalam membuat ramuan hormon, maka acuannya adalah bukan sebanyak-banyaknya kandungan hormone. Tapi lebih kepada ketepatan komposisi dan konsentrasinya. karena semakin tinggi konsentrasinya justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Di dalam memberikan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memberikan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar. Demikian pula sebaliknya bila kita memberikan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.
- Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memberikan pengaruh yang terbesar dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.
- Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru menyebabkan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan.
- Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka jangan sekali-kali memberikan hormon akar karena akan menyebabkan gugur bunga atau buah.
Pemanfaatan Hormon Organik
- Air seni (kencing) kambing; kelinci dll secara umum mengandung hormon auksin.
- kecambah (toge) mengandung auksin
- bawang merah mengandung auksin
- antanan mengandung sitokinin
- buncis mengandung sitokinin
- air kelapa mengandung auksin, sitokinin, giberelin
- sirih mengandung sitokinin
- kacang hijau mengandung giberelin
- eceng gondok mengandung giberelin
- pisang mengandung auksin dll
Hormon
pertumbuhan pada hewan atau manusiapun memberikan dampak percepatan
pertumbuhan secara umum. Seperti pil KB yang diketahui mengandung hormon
pertumbuhan, mampu mempercepat pertumbuhan tanaman. Demikian pula
(mohon maaf) air seni ibu hamil 4 bulan, sedang mengandung hormon
pertumbuhan yang tinggi, mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pemanfaatan bahan-bahan alam / organik sangat penting karena dapat
mengefisienkan biaya produksi dan dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Untuk mengetahui lebih lengkapnya mungkin bisa di lihat di
buku-buku tentang buah-buahan dan sayuran ada kandungan hormon apa saja
dan itu bisa dijadikan acuan di dalam membuat pupuk organik
Istilah Hormon
Zat pengatur tumbuh adalah hormone tapi sebenarnya ada juga zat lain yang dapat mengatur pertumbuhan yaitu Zat Penghambat. Beda
antara zat penghambat dan hormone adalah kalau hormone bisa bersifat
memacu dan menghambat, sedangkan zat penghambat hanya menghambat saja.
Contoh zat penghambat adalah Paklobutrazol.
Ada hormon
organik dan ada hormon sintetik. Hormon organik adalah hormon yang
asli/ alamiah dihasilkan oleh tumbuhan atau mahluk hidup. Hormon
organi/alami tersebut bisa diproses secara modern (diisolasi) atau bisa
juga dimanfaatkan secara langsung dalam bentuk pupuk organik.
Hormon ProAnalis dan Hormon Teknis
Hormon Pro Analis adalah hormone yang dibuat manusia bisa alami mapun
sintetik yang diolah sedemikian rupa sehingga tingkat kemurniannya
sangat tinggi. Hormon ProAnalis ini biasanya dipakai pada skala
laboratorium atau untuk keperluan Kultur Jaringan. Dan harganya sangat
mahal. Tapi juga pengaruhnya cukup efektif.
Hormon
teknis adalah hormone buatan manusia baik yang bersifat alami maupun
sintetik yang tingkat kemurniannya tidak terlalu tinggi dan baisanya ada
zat pembawanya berupa tepung atau lanolin dll. Hormon ini biasa
dipakai pada pertanian secara umum. Harganya jauh disbanding dengan
hormone Proanalis.
Pengaruh Hormon Berdasarkan konsentrasinya
1, Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.
2. Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ seperti organ tunas, organ akar organ bunga dll
3. Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi adalah menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk seperti embrio organik atau tunas-tunas kecil
5. Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi)
6. Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menyebabkan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan
7. Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.
8. Ditingkatkan lagi maka akan menyebabkan “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.
Teknik Pemberian Hormon
Hormon sebaiknya diberikan langsung pada target kerjanya misal : hormon
akar langsung pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah
konsentrasi optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang
dimaksud adalah daerah perakaran dan daerah pertunasan. Berarti yang
harus kita coba bayangkan adalah bila kita memberikan hormon dengan
dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa
persennya kah yang akan bisa masuk dan sampai pada sel target? Berapa
persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang sampai pada sel target apakah
konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk
menstimulir organ? Oleh sebab itulah teknik memberikan hormon berbeda
dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan sampai terstimulirnya
organ. Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya
sel.
Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya
tergantung pada tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target /
sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari
tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita
memberikan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi
hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen
dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan
sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan
tidak mampu mendorong terbentuknya bunga atau buah.
Memperkirakan Dominasi Hormon Pada Tanaman
Dengan mengacu bahwa hormon tunas diproduksi diujung akar dan hormon
bunga diproduksi diujung tunas, maka kita dapat mengevaluasi kandungan
dan dominasi hormon dalam suatu tanaman dengan melihat bentuk/ morfologi
tanaman. Tanaman Adenium dengan bonggol yang besar dan tunas yang
sedikit dan kecil menggambarkan dominasi hormon auksin. Jenis tanaman
yang merambat dengan tunas yang tumbuh dengan baik dan cepat menandakan
dominasi hormon sitokinin.
Meramu Hormon
Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa hormone bukanlah
makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah
“profokator”. Jadi dampak dari hormone tidak akan nyata bila ternyata
makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk
tumbuh bisa berupa bahan baku makanan, makanan setenangah jadi atau
makanan siap pakai. Makanan dalam hal ini adalah pupuk. Sebaiknya
pemberian pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi
perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar
tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan
hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol,
gula, madu, sari kurma dll, Jadi sebaiknya untuk ramuan hormon dapat
dicampurkan komponen lain yang diperlukan oleh tanaman.
Komponen
lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon adalah vitamin,
mineral, asam amino, asam lemak, bahan organic lain, enzim. Bila kita
ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita
harus hati-hati dengan karakter mikroba, yang disatu sisi dapat membantu
tapi disisi lain dapat mengkonsumsi bahan organic yang ada dalam ramuan
hormone tersebut. Sebenarnya kita dapat memberikan enzimnya secara
langsung. Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone adalah
bahwa sebagian besar ramuan ini adalah bahan organic, sehingga harus
difikirkan benar jangan sampai terjadinya proses degradasi bahan organic
karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena
kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.
0 comments